KETAHUI RESIKO OBESITAS PADA ANAK
Selain kurang gizi, yang menjadi momok bagi orang Indonesia adalah obesitas, yang kini jumlahnya makin meningkat.
Dulu, anak bertubuh gemuk dianggap lucu dan menggemaskan. Sekarang, kelebihan berat badan menjadi peringatan munculnya berbagai gangguan kesehatan. Oleh karena itu, masalah obesitas menjadi penting dan perlu mendapat perhatian serius.
Timbunan lemak di sekitar tubuh pada usia dini merupakan cikal bakal munculnya sejumlah penyakit di masa mendatang. Banyak penelitian mengungkapkan obesitas meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan gangguan kesehatan lainnya. Jika tak diacuhkan, nyawa pun bisa melayang.
Berikut ini beberapa penyakit yang dapat mengancam anak-anak obesitas:
Diabetes tipe 2
Analisa dari National Health and Nutrition Examination Survey di Amerika Serikat tahun 2005-2006 mengemukakan bahwa tingkat pre-diabetes pada anak-anak kelebihan berat badan mencapai 2,6 kali lebih tinggi dibandingkan anak-anak dengan berat badan normal. Pre-diabetes adalah kondisi saat tingkat gula darah cukup tinggi yang mengarah pada perkembangan diabetes.
Penyakit Jantung
Anak-anak yang bermasalah dengan kelebihan berat badan atau obesitas memiliki faktor risiko terkena penyakit kardiovaskular, seperti kolesterol tinggi, hipertensi, dan toleransi glukosa tidak normal. Faktor-faktor tersebut berkontribusi meningkatkan plak-plak yang menghalangi jalannya aliran darah di tubuh. Ketika plak ini menutup arteri, maka dapat memicu munculnya serangan jantung atau stroke.
Masalah Pernapasan
Penelitian yang dilakukan di Utrecht University, Belanda dan dipublikasikan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology mengatakan anak-anak berisiko mengalami dyspnoea atau sesak napas di usia 8 tahun jika memiliki indeks massa tubuh yang tinggi saat berusia 6-7 tahun. Bahkan, kegemukan pada anak turut menyebabkan sleep apnea (gangguan tidur dengan kesulitan bernapas) dan mendengkur ketika anak tidur.
Ketidakseimbangan Hormon
Kegemukan menyebabkan ketidakseimbangan hormon pada anak perempuan. Akibatnya, mereka mengalami pubertas lebih cepat dari waktu normal. Selain itu, obesitas menyebabkan fibroid rahim atau ketidakteraturan menstruasi di kemudian hari.
Gangguan Kesehatan Mental
Seperti yang dilansir dari promkes.depkes.go.id, untuk mencegah obesitas anak usia kurang dari 6 tahun disarankan melakukan aktivitas fisik sedikitnya 3 jam tiap hari. Rekomendasi tersebut disampaikan oleh para ahli dari tiga negara. Selain itu, hindari konsumsi junk food, makanlah secara teratur tiga kali sehari dan istirahat yang cukup.
Anak-anak yang mengalami obesitas berisiko mengalami perubahan emosional dan mental. Sebuah penelitian di University of Medicine and Dentistry of New Jersey mengungkapkan bahwa anak perempuan usia 13-14 tahun yang obesitas berisiko empat kali lebih cepat minder dibanding anak perempuan normal.
Studi ini juga mengemukakan, anak-anak obesitas cenderung menjadi pribadi yang kesepian, sedih, dan gelisah. Anak-anak ini pun memiliki kecenderungan tinggi untuk merokok dan mengkonsumsi alkohol sebagai pelarian.
Penelitian lain di University of Minnesota mengungkapkan, anak-anak obesitas berisiko mengalami depresi. Selain itu, sekitar 26 persen remaja obesitas yang di-bully oleh teman-teman sekolah dan di lingkungan rumah memiliki kecenderungan untuk bunuh diri lebih tinggi. Sekitar 9 persen diketahui telah melakukannya.
Comments
Post a Comment